Prilaku konsumen,yang biasanyabiasanya menerangkan prilaku
konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat – alat
kepuasan guna memenuhi kebutuhan.Yang berupa biasanya barang – barang konsumsi
ataupun jasa – jasa konsumsi.Kesimpulan – kesimpulan dari prilaku konsumen
tersebut antaralain ialah : bagaimana reaksi reaksi konsumen dalam kesediaanya
membeli suatu barang terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang telah diperoleh.
Fungsi utama daripada
barang – barang dan jasa – jasa konsumsi ialah memenuhi kebutuhan oleh
pemakainya secara langsung.Yang tidak bertindak sebagai pemakai barang – barang
dab jasa – jasa konsumsi padaumumnyaadalah rumah tangga
berkeluarga.Terpenuhinyakebutuhan seorang konsumen akan menimbulkan kepuasan
tersendiri bagi konsumen tersebut>Dengan demikian kiranya mudah difahami
mengapa para pemikir ekonomi mengatakan bahwa konsumsi barang – barang dan jasa
menghasilkan kepuasan atau satisfaction,yang sering pula disebut guna atau
utility.Analisis ekonomi mikro prilaku individual,selalu dimulai dengan
pertanyaan seberapa besar kepuasan konsumen atas konsumsi barang dan jasa.Atau
“Seberapa besar kepuasan konsumen” adalah “utility” sama dengan kekuatan untuk
mencapai kepuasan dan keperluan.Utility adalah suatu property yang umumnya
untuk komodity yang digunakan atau diinginkan.Meskipun demikian perlu dicatat
bahwa “utility” adalah konsep yang subjektif dalam artian bahwa tidak ada
ekonomi manapun yang mampu mengukur jumlah utility (berapa besar utility
seseorang atas konsumsi suatu komodity).Sehingga dalam analisis ini aktifis
illegal mungkin dianggap salah oleh masyarakat dapat dianalisis dalam bentuk
utility yang didapat oleh konsumen.
Meskipun
demikian,para ekonom dapat menganalisis prilaku konsumen dalam bentuk utility
sebagai dokter – dokter menghadapi masalah dalam bentuk “force”.Tidak ada
seorang dokterpun yang mampu membuat ukuran tentang “force”.Demikian juga tidak
ada seoorang ekonom yag mampu member ukuran tentan utility.
Berikut ini akan dijelaskan pilaku konsumen secara pendekatan
kardinan dan pendekatan ordinal,yaitu :
1)
Pendekatan Kardinal
Meskipun pendekatan
guna cardinal seperti diketengahkan di atas mempunyai kelemahan berupa tidak
realistis asumsi dapat diukurnya kepuasan seseorang,namun dari segi lain,pendekatan
cardinal ini mempunyai kelebihan tersediri.Adapun salah satunya kelebihan yang
paling menonjol ialah berupa lebih mudahnya isi konsepsi cardinal untuk
diselami,khususnya bagi mereka yang pertama kali mudah dimengerti mengapa dalam
kebanyakan buku teks menggunakan pendekatan cardinal yang mandahului uraian
mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.Sebelumnya asumsi –
asumsi yang mendasari pendekatan cardinal disebutkan dan diuraikan secara
eksplisit .Disamping itu asumsi rasionalis dan pengetahuan yang sempurna
seperti telah disinggungkan di depan,asumsi – asumsi dibawah ini merupakan
asumsi – asumsi dasar yang khas untuk teori konsumen yang menggunakan
pendekatan cardinal yaitu :
a) Asumsi bahwa guna barang – barang atau jasa – jasa konsumsi
dapat diukur
b) Asumsi guna batas uang yang konstan dan guna batas barang –
barang konsumsi yang menurun
c) Asumsi bahwa anggaran pengeluaran rumah tangga konsumen sama
sebesar pendekatan yang diterimanya
d) Asumsi guna total yang mempunyaii sifat aditif.
Asumsi bahwa uang
mempunyai guna batas yang konstan diperlukan dalam hal satuan uang dipakai
sebagai alat ukur kepuasan tersendiri.Nanti akan kita saksikan bahwa pemakaian
asumsi ini mempermudah kita menerangkan syarat – syarat ekuilirium konsumen.
2)
Pendekatan ordinal
Berikut ini beberapa
anggapan yang digunakan dalam pendekatan ordinal antara lain,yaitu :
a) Completeness ( kesempurnaan )
b) Consistensi ( keajengan )
c) Non satiation (ketidak bosanan )
Anggapan
pertama,kesempurnaan diartikan bahwa kalau seorang konsumen menghadapi pilihan
barang ( komodity ) mana yang harus dipilih dalam jumlah berapa,maka ia akan
dapat memutuskan apakah ia lebih menyukai atau sama saja (indifferent).Dengan
perkataan lain,suatu perkumpulan kombinasi barang dan jasa yang dapat
memberikan kepuasan seseorang konsumen akan menentukan kombinasi mana yang
harus ia lebih sukai atau kombinasi mana yang menghasilkan kepuasan yang
sama.Anggapan konsistensi ini berarti bahwa seseorang konsumen dalam menentukan
pilihannya harus konsistensi.Sedangkan anggapan yang ketiga berarah kenegatif
yang berarti bahwa untuk mendapatkan suatu barang lebih banyak yang harus
mengurangi jumlah barang jika konsumen ingin mempertahankan tingkat yang sama
kepuasannya.Itulah sekiranya yang dapat dijelaskan perihal tentang Prilaku
konsumen secara pendekatan cardinal ataupun pendekatan ordinal.
Konsep Elastisitas
Salah satu pokok
bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas.
Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para
ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi
terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang
terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva
demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya? Untuk menjawab
ini pakailah konsep elastisitas.
Secara umum,
elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon
dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
Elastisitas harga
permintaan adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat
kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat
perubahan faktor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga
variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan,
yaitu :
a)
elastisitas harga permintaan
b)
elastisitas silang
c)
elastisitas pendapatan
a. Elastisitas Harga Permintaan (the
price elasticity of demand)
Elastisitas harga
permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan
harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada
persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan
pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik,
maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda
elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka
disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat
kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak
(absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
o Tidak elastisitas (in elastic)
o Unitari (unity) dan
o Elastis (elastic)
A.
Koefisien Elastisitas Permintaan
Perhitungan koefisien
elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai
berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
atau
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
Dalam perhitungan
koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah
mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya,
kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
B.
Elastisitas Silang
Permintaan konsumen
terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi
juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga
pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap
harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas
silang (Cross Price Elasticity of demand). Perubahan harga suatu barang akan
mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang
(Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi
dengan persentase perubahan harga dari barang Y. Apabila hubungan kedua barang
tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu,
maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga
tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang
lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya
adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan
jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Sumber Bahasan dan Soal:
http://muhinj-indra.blogspot.com/2010/03/prilaku-konsumen-melalui-pendekatan.html
http://economicsessay.blogspot.com/2010/02/contoh-soal-perilaku-konsumen.html
Buku Ekonomi Kelas X, KTSP 2006, ESIS, Drs. Alam S. MM.
http://economicsessay.blogspot.com/2010/02/contoh-soal-perilaku-konsumen.html
Buku Ekonomi Kelas X, KTSP 2006, ESIS, Drs. Alam S. MM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar